Dan
bila kau hendak tidur, kasih, luangkan sejenak waktu untuk merekam
kembali apa yang telah kau alami seharian. Saat kau berbaring misalnya,
pejamkan matamu dan tarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan dengan pelan
dan teratur—terus begitu sampai kau merasa dalam suasana hening. Lalu
ajaklah dirimu berdialog dengan momen-momen yang telah terjadi hari itu.
Tapi ingat, engkau berdialog dengan momen,
bukan dengan orang dalam momen itu. Dan ingat pula bahwa tidak ada hal
yang kebetulan dalam hidupanmu. Kebetulan itu adalah kebetulan yang
bukan kebetulan. Seperti kata Albert Einstein, hanya ada dua cara untuk
menjalani hidup: pertama seakan-akan tak sesuatu pun merupakan mukjizat.
Yang kedua adalah seakan-akan segala sesuatu adalah mukjizat. Dan aku
berharap, kau menempuh jalan hidup yang kedua. Sehingga semua momen
hidupmu adalah selalu berkaitan dengan kehendak Tuhan, rencana Tuhan
bagi alur hidupmu dan semesta. Jadi Tuhan ada di balik semua yang
terjadi hari itu. Karena itu, kasih, saat kau teringat momen yang
membuatmu bahagia maka ucapkan “Terima kasih, Tuhan”. Jika terjadi momen
yang membuatmu merasa bersalah—entah karena telah berbuat salah pada
orang lain atau melanggar perintah dan larangan-Nya—maka ucapkan
“Maafkan aku, Tuhan. Aku akan perbaiki kesalahanku”. Atau, kalau ada
tugas yang tidak kau selesaikan dengan baik maka ucapkan misalnya “Ke
depan, Tuhan, aku akan berusaha lebih baik lagi”. Ya, lakukan hal itu
sampai momen-momen yang terjadi seharian itu selesai. Kalau perlu ulangi
lagi dengan lebih cepat. Terakhir, tutuplah dengan: doa. Semoga kau
tidur nyenyak, sayang. Semoga mimpi indah.
*
0 komentar:
Posting Komentar