Pesan Bagi Yang Selalu Gelisah Dengan Dirinya dan Suka Menyendiri



Jika kau termasuk orang yang memiliki perasaan sensitif, mudah merasa bersalah, bahkan sering kali perasaanmu itu menyusahkanmu hingga pernah membawamu ke titik di mana kau merasa membenci dirimu. Jika kau adalah orang yang lebih suka menyendiri, menyukai suasana hening-sunyi-sepi, dan merasa tak nyaman saat di keramaian. Jika kau itu orangnya lebih suka menjelajah ke dalam dirimu; bertanya-tanya perihal keberadaanmu, hingga kau memiliki hobi baca atau mendengarkan musik karena keduanya dapat mengajakmu berdialog dengan dirimu sendiri—daripada menjelajah ke dunia luar dirimu seperti jalan-jalan ke tempat-tempat rekreasi, hiburan atau tempat-tempat yang menyenangkan karena itu bisa melupakanmu terhadap dirimu. Jika kau menyukai hal-hal yang bersifat abstrak; ide, pemikiran, getar-getar dalam perasaan, ketimbang hal-hal konkret yang bisa kau cecap dengan pancaindramu. Maka, dari semua yang telah kusebutkan itu, bersyukurlah! Karena, apa yang kau alami itu, bukanlah suatu cacat psikis. Bukan hal yang negatif. Tapi sebaliknya, adalah sebuah potensi, suatu kecerdasan yang bila kau kembangkan akan menjadikanmu orang besar. Aku tidak mengada-ngada soal ini. Jika kau pernah pernah mengenal Howard Gardner, salah seorang yang membagi kecerdasan menjadi delapan. Apa yang kau alami, adalah tanda-tanda dari salah satu ciri dari kecerdasannya: intrapersonal. Yakni, kecerdasan dalam memahami diri. "Diri" di sini bisa bermakna individu, tapi juga secara universal. Tidak hanya memahami diri sendiri tapi diri orang lain.  

Ya, memang harus diakui, orang sering kali mengabaikan kecerdasan ini dan lebih menganggapnya sebagai suatu masalah dalam kepribadian seseorang. Bagaimana tidak, ketika orang dengan mudah melupakan kesalahan kecil yang telah mereka perbuat, kau malah menyimpannya lebih lama. Ketika seseorang mudah memaafkan dirinya bahkan merasa acuh tak acuh, kau malah merasa kian bersalah sampai membenci dirimu sendiri. Ketika banyak orang yang pergi ke luar mencari udara segar, kau malah memilih tempat yang gelap. Ketika orang-orang merasa tersiksa dengan kesendiriannya dan mencari kegiatan untuk lari dari suasana itu, kau malah sebaliknya. Kepribadianmu tidak seperti kebanyakan orang. Seleramu dalam hidup sering kali bertolak belakang. Ya, aku tahu itu, karena aku salah satu di antaranya. Tapi di sini, sudah kukatakan,  itu bukan sesuatu yang aneh. Dan aku akan mengajakmu untuk bagaimana hal yang kau dan orang-orang anggap sebagai hal yang negatif, menjadi sesuatu yang luar biasa.

Orang sepertimu itu adalah orang yang kaya akan “kehidupan batin”.  Perasaanmu yang sensitif itu bukan karena kau itu egois. Sebaliknya, karena kau memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap hal-hal di sekitarmu. Semuanya ingin kau dekati secara personal, secara intim dengan hatimu. Yang tak masuk ke hati tidak akan berarti apa-apa bagimu, segemerlap dan semewah apapun itu. Oleh karena itu jangan heran jika kau memiliki rasa empati yang tinggi. Akan tetapi rasa empati yang berlebihan juga tak jarang akan membuatmu cenderung mengalami perasaan bersalah yang lebih dari orang biasanya. Itu sebabnya, banyak di antara orang-orang sepertimu merasa minder dengan diri mereka, karena merasa banyak kekurangan dan dosa.

Kekayaan batinmu itu tumbuh dari kebiasaanmu menjelajah ke dalam dirimu. Kebiasaan itu menumbuhkan kemampuan reflektif yang tajam dan dalam. Inilah salah satu kelebihanmu, jika kau menyadarinya. Kau mampu dan senang membahas hal-hal kecil sampai ke akar-akarnya. Merasuk ke lorong-lorong gelap. Ketika orang lain sudah merasa bosan, dan tak sanggup lagi memikirkan obyek tertentu, kau malah makin asyik dan terus asyik-masuk tak henti-henti sampai pikiranmu ke luar dari pikiran orang kebanyakan, melampaui alam fisik menembus ke alam metafisik.  Ya, kawan-kawanmu banyak yang menyukai pemikiran filsafat dan seni. Karena keduanya dua hal yang mengajak seseorang menjelajah ke dunia metafisik, yang kasat mata. Kekuatan reflektif yang kuat itu juga akan menumbuhkan kepekaan spiritual yang sangat baik dalam dirimu. Kau pun tentu memiliki minat yang besar dalam hal ini. Jadi, kalau kau menyukai kajian filsafat, kesenian, dan spiritualitas maka itu bukan suatu kebetulan, itu adalah potensi yang mengalir dalam tubuh-jiwamu.

Oleh karena itu, kau jangan berhenti mengasah diri. Cara mengembangkan potensimu adalah dengan banyak-banyak berpikir tentang dirimu; pikir, rasa, dan aktivitasmu. Kepekaan terhadap sekitarmu juga harus kau tingkatkan. Dengan cara terus menerus merefleksikannya sampai ke akar-akarnya, kau akan menemukan banyak hikmah hidup, filosofi kehidupan yang jarang orang temukan.  Teruslah mencari mutiara dan hakikat hidup. Dengan itu kau dapat memelihara kehidupan ini. Tugasmu adalah itu. Dengan menemukan hal-hal indah dalam jiwa kehidupan, kau memberikan warna spiritual dalam hidup ini. Jawaban-jawabanmu terhadap pertanyaan-pertanyaan hidup yang kau ajukan akan membantu orang lain. Ketika orang-orang telah kehilangan jiwa mereka, temuanmu akan hakikat hidup akan membantu mereka. Kau tidak hanya memelihara orang lain, tapi juga alam semesta. Seperti mereka para pemikir, filosof, psikolog, dan sufi yang menjaga kehidupan dengan kebijaksanaan yang mereka temukan.   

Namun, kecerdasan intrapersonal tidak akan ada artinya bila kau tidak dapat menyalurkannya. Oleh sebab itu kau harus mengembangkan kecerdasan lain dalam dirimu. Di antara ragam kecerdasan yang ada, hanya kecerdasan musikal dan logika-bahasa yang paling dekat dan memiliki hubungan interaktif dengan kecerdasan intrapersonal. Dengan dua kecerdasan ini kau dapat menyalurkan pikiran dan perasaan abstrak dalam dirimu dalam bentuk tulisan dan musik. Mulai sekarang, asahlah asalah satu atau dua-duanya kalau kau mampu. Kalau kau menemukan musisi yang menciptakan lagu-lagu yang makna dan musiknya memiliki muatan yang dalam sampai merasuk ke dalam jiwa, kau telah menemukan salah satu contohnya. Atau sastrawan yang sederhana tulisannya namun dalam makna kata-katanya, kau juga menemukan contohnya. Tapi kalau kau kenal dengan Dewi Lestari, pengarang novelis dan penyanyi, maka kau telah tahu bahwa dia salah satu dari contoh yang dapat mengembangkan dua kecerdasan pendukung kecerdasan intrapersonalnya.

Selamat mencoba. Jangan pernah berhenti mencoba dan mengasah diri. Aku yakin kau mampu, sebab bagiku tidak ada orang yang kuat pertahanan dirinya dalam menghadapi hidup, selain mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal.

2 komentar:

Rian Saputra mengatakan...

wah saya banget,hehe

Unknown mengatakan...

Terima kasih bang.. tulisan abang sy banget...kok bisa ya!!!kasih masukan dong bang buat karier tipe seperti ini...terma ksh

Posting Komentar