kita adalah ulat-ulat yang senang merusaknya
si pemilik taman tidaklah membenci benar
dibiarkannya ulat-ulat itu berkeliar
sebab di hatinya selalu harapan dibiarkannya bersinar
ulat-ulat itu akan bertapa, katanya
merubah wujud menjadi kupu-kupu
merubah tamannya jadi biru
tapi ulat-ulat itu lupa bertapa
mereka terlalu senang hinggap di dedaunan
menggerogoti dan mencabik-cabikinya selembar demi selembar
lupa pada bunga-bunga di atasnya
lupa pada madunya yang manis
Oktober 30, 2009
0 komentar:
Posting Komentar