Ya, memang harus diakui, orang
sering kali mengabaikan kecerdasan ini dan lebih menganggapnya sebagai suatu masalah
dalam kepribadian seseorang. Bagaimana tidak, ketika orang dengan mudah
melupakan kesalahan kecil yang telah mereka perbuat, kau malah menyimpannya
lebih lama. Ketika seseorang mudah memaafkan dirinya bahkan merasa acuh tak
acuh, kau malah merasa kian bersalah sampai membenci dirimu sendiri. Ketika
banyak orang yang pergi ke luar mencari udara segar, kau malah memilih tempat yang
gelap. Ketika orang-orang merasa tersiksa dengan kesendiriannya dan mencari
kegiatan untuk lari dari suasana itu, kau malah sebaliknya. Kepribadianmu tidak
seperti kebanyakan orang. Seleramu dalam hidup sering kali bertolak belakang. Ya,
aku tahu itu, karena aku salah satu di antaranya. Tapi di sini, sudah
kukatakan, itu bukan sesuatu yang aneh. Dan
aku akan mengajakmu untuk bagaimana hal yang kau dan orang-orang anggap sebagai
hal yang negatif, menjadi sesuatu yang luar biasa.
Orang sepertimu itu adalah
orang yang kaya akan “kehidupan batin”. Perasaanmu
yang sensitif itu bukan karena kau itu egois. Sebaliknya, karena kau memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi terhadap hal-hal di sekitarmu. Semuanya ingin kau
dekati secara personal, secara intim dengan hatimu. Yang tak masuk ke hati
tidak akan berarti apa-apa bagimu, segemerlap dan semewah apapun itu. Oleh
karena itu jangan heran jika kau memiliki rasa empati yang tinggi. Akan tetapi rasa
empati yang berlebihan juga tak jarang akan membuatmu cenderung mengalami perasaan
bersalah yang lebih dari orang biasanya. Itu sebabnya, banyak di antara
orang-orang sepertimu merasa minder dengan diri mereka, karena merasa banyak
kekurangan dan dosa.
Kekayaan batinmu itu tumbuh
dari kebiasaanmu menjelajah ke dalam dirimu. Kebiasaan itu menumbuhkan kemampuan
reflektif yang tajam dan dalam. Inilah salah satu kelebihanmu, jika kau menyadarinya.
Kau mampu dan senang membahas hal-hal kecil sampai ke akar-akarnya. Merasuk ke
lorong-lorong gelap. Ketika orang lain sudah merasa bosan, dan tak sanggup lagi
memikirkan obyek tertentu, kau malah makin asyik dan terus asyik-masuk tak
henti-henti sampai pikiranmu ke luar dari pikiran orang kebanyakan, melampaui
alam fisik menembus ke alam metafisik. Ya, kawan-kawanmu banyak yang menyukai
pemikiran filsafat dan seni. Karena keduanya dua hal yang mengajak seseorang
menjelajah ke dunia metafisik, yang kasat mata. Kekuatan reflektif yang kuat
itu juga akan menumbuhkan kepekaan spiritual yang sangat baik dalam dirimu. Kau
pun tentu memiliki minat yang besar dalam hal ini. Jadi, kalau kau menyukai
kajian filsafat, kesenian, dan spiritualitas maka itu bukan suatu kebetulan,
itu adalah potensi yang mengalir dalam tubuh-jiwamu.
Oleh karena itu, kau jangan
berhenti mengasah diri. Cara mengembangkan potensimu adalah dengan banyak-banyak
berpikir tentang dirimu; pikir, rasa, dan aktivitasmu. Kepekaan terhadap sekitarmu
juga harus kau tingkatkan. Dengan cara terus menerus merefleksikannya sampai ke
akar-akarnya, kau akan menemukan banyak hikmah hidup, filosofi kehidupan yang
jarang orang temukan. Teruslah mencari
mutiara dan hakikat hidup. Dengan itu kau dapat memelihara kehidupan ini.
Tugasmu adalah itu. Dengan menemukan hal-hal indah dalam jiwa kehidupan, kau
memberikan warna spiritual dalam hidup ini. Jawaban-jawabanmu terhadap pertanyaan-pertanyaan
hidup yang kau ajukan akan membantu orang lain. Ketika orang-orang telah
kehilangan jiwa mereka, temuanmu akan hakikat hidup akan membantu mereka. Kau
tidak hanya memelihara orang lain, tapi juga alam semesta. Seperti mereka para pemikir,
filosof, psikolog, dan sufi yang menjaga kehidupan dengan kebijaksanaan yang
mereka temukan.
Namun,
kecerdasan intrapersonal tidak akan ada artinya bila kau tidak dapat
menyalurkannya. Oleh sebab itu kau harus mengembangkan kecerdasan lain dalam
dirimu. Di antara ragam kecerdasan yang ada, hanya kecerdasan musikal dan logika-bahasa
yang paling dekat dan memiliki hubungan interaktif dengan kecerdasan
intrapersonal. Dengan dua kecerdasan ini kau dapat menyalurkan pikiran dan
perasaan abstrak dalam dirimu dalam bentuk tulisan dan musik. Mulai sekarang,
asahlah asalah satu atau dua-duanya kalau kau mampu. Kalau kau menemukan musisi
yang menciptakan lagu-lagu yang makna dan musiknya memiliki muatan yang dalam
sampai merasuk ke dalam jiwa, kau telah menemukan salah satu contohnya. Atau sastrawan
yang sederhana tulisannya namun dalam makna kata-katanya, kau juga menemukan
contohnya. Tapi kalau kau kenal dengan Dewi Lestari, pengarang novelis dan
penyanyi, maka kau telah tahu bahwa dia salah satu dari contoh yang dapat
mengembangkan dua kecerdasan pendukung kecerdasan intrapersonalnya.
Selamat
mencoba. Jangan pernah berhenti mencoba dan mengasah diri. Aku yakin kau mampu, sebab bagiku tidak ada
orang yang kuat pertahanan dirinya dalam menghadapi hidup, selain mereka yang
memiliki kecerdasan intrapersonal.
2 komentar:
wah saya banget,hehe
Terima kasih bang.. tulisan abang sy banget...kok bisa ya!!!kasih masukan dong bang buat karier tipe seperti ini...terma ksh
Posting Komentar