skip to main |
skip to sidebar
Ia begitu menyukai nada dan irama. Saat mendengar lagu India, misalnya, bersicepat ia mengambil kapur tulis, membuat garis-garis kecil pada dinding lemari lalu menyusunnya dengan maksud menangkap suara itu untuk diingat kemudian dinyanyikannya sendiri. Atau, saat mendengar seseorang mengaji dengan lagu yang mendayu-dayu, ia akan memusatkan pikirannya pada satu hal, pada nada dan irama yang dilafalkan agar diingatnya untuk kemudian dilantunkannya sendiri. Ia akan kecewa bila tiba-tiba ia tahu arti lagu yang dinyanyikannya itu tak sesuai dengan nada dan iramanya. Atau, merasa terganggu bila nada dan irama yang dilantunkannya itu tak sesuai dengan makna ayat-ayat al-Qur’an yang dibacanya.
Sejak semula ia hanya menyukai nada dan irama, dan sering kali kata-kata mengecewakannya.
Oktober 30, 2009
0 komentar:
Posting Komentar